Di
Pondok Pesantern Hingga Menghafal Untaian Ayat-Ayat Indah-Nya
Seringkali kita dengar orang
berkata tentang hidayah, hidayah selalu diakaitkan dengan sesuatu yang baik
atau suatu cara yang dilalui mengubah hal buruk menjadi hal baik. Tapi apa
sebenarnya arti hidayah mungkin kesadarankah, mungkin rasa penyesalankah,
mungkin sesuatu yang dapat membuat kita lebih baik kah, atau sesuatu yang
sungguh sangat berarti dalam hidup ketika kita mendapatkanya. Tapi yang jelas
dari kesemua itu hidayah adalah sesuatu yang dapat mengubah pandangan dan hidup
kita 360®.
Banyak versi cerita mengenai
hidayah, banyak sekali di dunia ini orang-orang yag terlahir kembali dari
cahaya hidayah , banyak tokoh islam yang terlahir kembali dari cahaya hidaya
seperti Umar bin Khattab, Khalid bin Walid, Ikrimah, Shafyan bin Umayah,
Muawiyah, Suhail bin Amr dll.
Berbicara mengenai hidayah
kebanyakan orang berkata “nanti dulu aku
berubahnya , aku menunggu hidayah datang” yang lain berkata “hidayah belum datang
kepadaku jadi aku belum mau berubah”, atau ada lagi tidak ah, aku tidak mau
berubah toh aku nyaman dengan keadaan ini, hatiku belum terketuk hidayah.”
Mereka orang-orang yang
menganggap bahwa hidayah itu ditunggu. Jujur aku dulu juga begitu aku kira
bahkan aku sering berfikir bahwa hidayah itu akan datag senidri. Tapi ternyata
itu semua salah besar hidayah bukanlah sesuatu yang akan datang sendiri , tapi
ia akan datang jika kita mencarinya. Jika kita menjemputnya.
Singkat cerita dulu aku adalah
seseorang yang sungguh sangat pesimis sunggah sangat mudah menyerah, saat itu kira-kira
5 tahun yang lalu kalau tidak salah aku bersama kakak laki-lakiku sedang
berpergian (ceritanya lagi lebaran nih) dengan berkendara sepeda motor. Kemudia
kakak ku tiba-tiba berceletuk “ Dek, mau gak kita balapan menghafal Al-Quran?
Mau gak?” ujar kakak. Lalu aku membalas “Ngapain mas, males ah, susah, kan
Al-Qur’an nya masih ada tinggal beli di pasar.” Balasku dengan cueknya. Lalu
kakaku berkata lagi “Kok gitu balesanya, banyak manfaatnya loh berani gak juz
30 aja, nanti setiap mamas pulang kita uji coba.” Ujarnya. Kemudian aku
membalas lagi “gak ah mas, tunggu hati ku terketuk oleh pintu hidayah dulu.
Nanti, kalo belum terketuk hidayah biar anak-anak aku aja yang menghafal
Al-Qur’an.” Balasku. Kakaku menimpali lagi “Huuu dasar! Kalo ibunya aja gak mau
apa lagi anak-anaknya.” Timpal kakaku dengan sedikit bercanda. –cerita 1-
Lalu pernah suatu kali aku
mendengar temanku mengajak adik-adik TPA menghafalkan surah An-Naba (saat itu
aku berfikir kalau surah An Naba itu kan panjang 40 ayat) ini kira-kira 4 tahun
yang lalu. Lalu aku melihat mereka setoran hafalan ke temanku yag mengajak
menghafal surah An-Naba. Lalu aku berkata kepada temanku yang lain “dasar aneh
ya ngapain susah-susah di hafalin kan panjang buang-buang waktu aja, kan masih
ada AL-Qur’an bisa di baca.” (Asrtangfirullah, L
maaf ya reders ini pemikiran aku waktu masih masa-masa jahiliah) –singkat
cerita-
Tapi ternyata saat aku kelas 1
SMA, Allah Swt berkehendak lain denganku dari situlah sepertinya aku mulai
ditunjukkan jalan untuk menjemput hidayah, perlahan tapi pasti kaki ini, tangan
ini, mata ini semua anggota tubuhkau tak kuasa menolak pesona Al-Qur’an. Saat
pertama kali aku nyantri di Pesantren yang berjalur menghafal Al-Qur’an
(Tahfidzul Qur’an) memang benar-benar keinginanku senidri aku hanya ingin
mondok/nyantri saja bukan untuk menghafalkan Al-Qur’an. Aku menyadari berbagai
kesalahanku, berbagai kebodohanku, berbagai kebutaanku, dan aku teringan betapa
banyak dosa-dosaku. Sungguh saat itu higga sekarang betapa indahnya cahaya
agama Allah Swt yang menyadarkanku. Perlahan tapi pasti aku mulai tertarik pada
menghafal Al-Qur’an, aku salut melihat mereka (teman-temanku sepondokan)
bekerja keras mati-matian tanpa menganal lelah berdekatan dengan Al-Qur’an.
Tak jarang aku melihat mereka
menangis karena tidak hafal-hafal, mereka menangis karena malu setoran tidak
lancar menghafal, malu karena murajaah (mengulang hafalan) juga tidak lancar,
menagis karena apa yang mereka hafalkan telah hilang dan butuh waktu lama untuk
mengingatnya kembali. Meraka seringkali menangis berulang-berulang kembali tapi
mereka tak pernah menyerah. Sedetikpun, semeneitpun, setiap hembusan nafas
mereka, mereka tak pernah menyerah. Sungguh Allah Swt maha mendengar, maha
segalanya, maha besar Allah Swt.
Dari situlah kau juga tertarik
aku juga ingin melakukan apa yang mereka lakukan walaupun aku sangat buruk
dalam menghafalkanya, tapi niatku yang kuat ini akan aku selalu jadikan motivasi
bahwa semua manusia sama yang membedakan adalah kuatnya niat. Karena aku tahu
betapa istimewanya mereka yang dapat menghafal,memahami, dan mengamalkan apa yang ada di dalam Al-Qur’an.
Buktinya sedikit sekali orang-orang yang melakukanya mungkin jika di sekolahku
900:50. Jadi yang menghafalkan mungkin 50 orang atau dapat kurang di
sekolah-sekolah umum (SMA) seperti sekolah ku.
Dari situlah aku sadar bahwa
hidayah bukan ditunggu tapi di jemput, siapa yang dapat menjemputnya ya diri
kita sendiri, diri kitalah yang dapat melakukanya. Sama hal nya dengan
keinginanuntuk berubah jika kita tidak merubah tingkah laku kita, apa yang kita
perbuat, apa yang kita ucapkan maka kita tidak akan pernah berubah. Itu juga
dengan hidayah. Allah Swt telah menentukan jalan hidayah tapi kita yang memilih
apakah kita akan berjalan di rel hidayah itu untuk menjemputnya atau kita malah
akan menyimpang dan mebuarkan jalan yang disediakan itu benghilang begitu saja,
karena kesempatan tak datang dua kali. Tapi ingatlah bahwa cahaya hidayah itu
selalu ada, tapi yang dapat menjemputnya hanyalah diri kita sendiri.
Jadi marilah kita sama-sama
melakukan perubahan untuk menjemput hidayah itu dan tetap istiqamah di
dalamnya. Karena saya juga mengakui bahwa saya bukanlah orang yang sempurna dan
masih banyak terdapat beribu kesalahan yang tak terhitung jumlahnya, marilah
kita saling mengingatkan, memotivasi, dan saling mendoakan.
Semoga tulisan ini dapat sedikit
bermanfaat. Maaf jika terdapat banyak kesalahan atau banyak perkataan saya yang
menyinggung, itu semua bukanlah keinginan atau kesengajaan diri saya dan hanya
Allah Swt yang Maha Sempurna. Terimakasih telah berkunjung. JJJ
No comments:
Post a Comment