Wednesday, 6 September 2017

Menjemput Cahaya Hidayah

Di Pondok Pesantern Hingga Menghafal Untaian Ayat-Ayat Indah-Nya


Seringkali kita dengar orang berkata tentang hidayah, hidayah selalu diakaitkan dengan sesuatu yang baik atau suatu cara yang dilalui mengubah hal buruk menjadi hal baik. Tapi apa sebenarnya arti hidayah mungkin kesadarankah, mungkin rasa penyesalankah, mungkin sesuatu yang dapat membuat kita lebih baik kah, atau sesuatu yang sungguh sangat berarti dalam hidup ketika kita mendapatkanya. Tapi yang jelas dari kesemua itu hidayah adalah sesuatu yang dapat mengubah pandangan dan hidup kita 360®.
Banyak versi cerita mengenai hidayah, banyak sekali di dunia ini orang-orang yag terlahir kembali dari cahaya hidayah , banyak tokoh islam yang terlahir kembali dari cahaya hidaya seperti Umar bin Khattab, Khalid bin Walid, Ikrimah, Shafyan bin Umayah, Muawiyah, Suhail bin Amr dll.
Berbicara mengenai hidayah kebanyakan orang berkata  “nanti dulu aku berubahnya , aku menunggu hidayah datang” yang lain berkata “hidayah belum datang kepadaku jadi aku belum mau berubah”, atau ada lagi tidak ah, aku tidak mau berubah toh aku nyaman dengan keadaan ini, hatiku belum terketuk hidayah.”
Mereka orang-orang yang menganggap bahwa hidayah itu ditunggu. Jujur aku dulu juga begitu aku kira bahkan aku sering berfikir bahwa hidayah itu akan datag senidri. Tapi ternyata itu semua salah besar hidayah bukanlah sesuatu yang akan datang sendiri , tapi ia akan datang jika kita mencarinya. Jika kita menjemputnya.
Singkat cerita dulu aku adalah seseorang yang sungguh sangat pesimis sunggah sangat mudah menyerah, saat itu kira-kira 5 tahun yang lalu kalau tidak salah aku bersama kakak laki-lakiku sedang berpergian (ceritanya lagi lebaran nih) dengan berkendara sepeda motor. Kemudia kakak ku tiba-tiba berceletuk “ Dek, mau gak kita balapan menghafal Al-Quran? Mau gak?” ujar kakak. Lalu aku membalas “Ngapain mas, males ah, susah, kan Al-Qur’an nya masih ada tinggal beli di pasar.” Balasku dengan cueknya. Lalu kakaku berkata lagi “Kok gitu balesanya, banyak manfaatnya loh berani gak juz 30 aja, nanti setiap mamas pulang kita uji coba.” Ujarnya. Kemudian aku membalas lagi “gak ah mas, tunggu hati ku terketuk oleh pintu hidayah dulu. Nanti, kalo belum terketuk hidayah biar anak-anak aku aja yang menghafal Al-Qur’an.” Balasku. Kakaku menimpali lagi “Huuu dasar! Kalo ibunya aja gak mau apa lagi anak-anaknya.” Timpal kakaku dengan sedikit bercanda.  –cerita 1-
Lalu pernah suatu kali aku mendengar temanku mengajak adik-adik TPA menghafalkan surah An-Naba (saat itu aku berfikir kalau surah An Naba itu kan panjang 40 ayat) ini kira-kira 4 tahun yang lalu. Lalu aku melihat mereka setoran hafalan ke temanku yag mengajak menghafal surah An-Naba. Lalu aku berkata kepada temanku yang lain “dasar aneh ya ngapain susah-susah di hafalin kan panjang buang-buang waktu aja, kan masih ada AL-Qur’an bisa di baca.” (Asrtangfirullah, L maaf ya reders ini pemikiran aku waktu masih masa-masa jahiliah) –singkat cerita-
Tapi ternyata saat aku kelas 1 SMA, Allah Swt berkehendak lain denganku dari situlah sepertinya aku mulai ditunjukkan jalan untuk menjemput hidayah, perlahan tapi pasti kaki ini, tangan ini, mata ini semua anggota tubuhkau tak kuasa menolak pesona Al-Qur’an. Saat pertama kali aku nyantri di Pesantren yang berjalur menghafal Al-Qur’an (Tahfidzul Qur’an) memang benar-benar keinginanku senidri aku hanya ingin mondok/nyantri saja bukan untuk menghafalkan Al-Qur’an. Aku menyadari berbagai kesalahanku, berbagai kebodohanku, berbagai kebutaanku, dan aku teringan betapa banyak dosa-dosaku. Sungguh saat itu higga sekarang betapa indahnya cahaya agama Allah Swt yang menyadarkanku. Perlahan tapi pasti aku mulai tertarik pada menghafal Al-Qur’an, aku salut melihat mereka (teman-temanku sepondokan) bekerja keras mati-matian tanpa menganal lelah berdekatan dengan Al-Qur’an.
Tak jarang aku melihat mereka menangis karena tidak hafal-hafal, mereka menangis karena malu setoran tidak lancar menghafal, malu karena murajaah (mengulang hafalan) juga tidak lancar, menagis karena apa yang mereka hafalkan telah hilang dan butuh waktu lama untuk mengingatnya kembali. Meraka seringkali menangis berulang-berulang kembali tapi mereka tak pernah menyerah. Sedetikpun, semeneitpun, setiap hembusan nafas mereka, mereka tak pernah menyerah. Sungguh Allah Swt maha mendengar, maha segalanya, maha besar Allah Swt.
Dari situlah kau juga tertarik aku juga ingin melakukan apa yang mereka lakukan walaupun aku sangat buruk dalam menghafalkanya, tapi niatku yang kuat ini akan aku selalu jadikan motivasi bahwa semua manusia sama yang membedakan adalah kuatnya niat. Karena aku tahu betapa istimewanya mereka yang dapat menghafal,memahami, dan  mengamalkan apa yang ada di dalam Al-Qur’an. Buktinya sedikit sekali orang-orang yang melakukanya mungkin jika di sekolahku 900:50. Jadi yang menghafalkan mungkin 50 orang atau dapat kurang di sekolah-sekolah umum (SMA) seperti sekolah ku.
Dari situlah aku sadar bahwa hidayah bukan ditunggu tapi di jemput, siapa yang dapat menjemputnya ya diri kita sendiri, diri kitalah yang dapat melakukanya. Sama hal nya dengan keinginanuntuk berubah jika kita tidak merubah tingkah laku kita, apa yang kita perbuat, apa yang kita ucapkan maka kita tidak akan pernah berubah. Itu juga dengan hidayah. Allah Swt telah menentukan jalan hidayah tapi kita yang memilih apakah kita akan berjalan di rel hidayah itu untuk menjemputnya atau kita malah akan menyimpang dan mebuarkan jalan yang disediakan itu benghilang begitu saja, karena kesempatan tak datang dua kali. Tapi ingatlah bahwa cahaya hidayah itu selalu ada, tapi yang dapat menjemputnya hanyalah diri kita sendiri.
Jadi marilah kita sama-sama melakukan perubahan untuk menjemput hidayah itu dan tetap istiqamah di dalamnya. Karena saya juga mengakui bahwa saya bukanlah orang yang sempurna dan masih banyak terdapat beribu kesalahan yang tak terhitung jumlahnya, marilah kita saling mengingatkan, memotivasi, dan saling mendoakan.
Semoga tulisan ini dapat sedikit bermanfaat. Maaf jika terdapat banyak kesalahan atau banyak perkataan saya yang menyinggung, itu semua bukanlah keinginan atau kesengajaan diri saya dan hanya Allah Swt yang Maha Sempurna. Terimakasih telah berkunjung. JJJ
 

No comments:

Post a Comment